Kata Viral dan Pembodohan Masif Warga +62
MENGUTIP wikipedia, Douglas Rushkoff menciptakan istilah "virus media" atau "media viral" dan menjelaskan ini sebagai salah satu jenis Kuda Troya: "Orang-orang ditipu agar meneruskan agenda tersembunyi ketika meneruskan konten menarik".
Kata Viral beberapa tahun belakangan ini sering kita dengar. Di media sosial, seperti Instagram, Facebook, dan media sosial lainnya banyak konten atau pun video yang sering kali membuat jagat maya heboh. Semua orang membicarakan.
Kondisi itu mungkin bagian dampak perkembangan teknologi. Tetapi, hal positif yang viral tidak bisa kita pungkiri merupakan hal yang baik. Sebagai contoh, ada pedagang kecil yang renta sengaja divideokan pembeli untuk dishare ke medsos dengan tujuan dagangannya laris dan diserbu pembeli. Itu sah-sah saja.
Dari sisi humaniora, akan berimbas kepada income atau pendapatan pedagang renta. Masih banyak lagi hal positif yang menjadi viral di media sosial. Pedagang renta itu hanya salah satu contoh.
Tetapi, ada pula kasus viral tentang perkelahian artis dengan seseorang yang cadel (tidak pandai menyebut RrRrRrRrRrRrRrRr). Saya tidak mengikuti betul pertikaian artis dengan manusia itu. Saya hanya geram menonton video si cadel yang viral, tetapi merendahkan orang lain. Saya yakin, kalian pernah menonton videonya.
Saya tidak tahu, apakah pertikaiannya dengan beberapa artis itu hanya gimik, atau memang benar adanya. Mereka dan Tuhan yang tahu. Tapi, saya yakin itu hanya untuk menaikkan pamor. Mencari ketenaran yang ujung-ujungnya endorse alias piti masuak.
Saya tidak akan membahas lebih dalam tentang manusia yang sudah dewasa itu, namun belum bisa menyebut RrrRRRrrRRRrrrRRRrrrrr.
Tulisan ini hanya bentuk curhatan, dan ketidakpuasan saya terhadap fenomena yang dikatakan viral, tetapi ada sisi negatif yang ditonjolkan. Seperti umpatan, hinaan terhadap orang tidak mampu dan banyak lagi kalimat yang tidak menyenangkan dari manusia cadel itu.
Banyak lagi manusia dan konten yang tidak bermanfaat (menurut saya) yang muncul di media sosial. Contoh, mengendarai motor hanya menggunakan sempak, bahkan telanjang. Untuk apa? jelas ingin viral.**
0 Response to "Kata Viral dan Pembodohan Masif Warga +62"
Post a Comment