Sajak dan Kenangan
Secangkir Kopi
Aku selalu membayangkan kau tersenyum di hadapanku
Lalu berpikir, jika aku menjelma sebagai Tengu
dan kita dapat menikmati hening kota yang pulas
Namun waktu terasa cepat, sayang
kadang seperti berhenti dan nyaris tak ku dengar denyutnya
Seperti Bhopal Disaster hentikan dengus nafas perempuan dan bocah-bocah di negeri Gandhi
sementara, kau asyik berdansa di otakku
Menghirup secangkir kopi malam itu
aku melihat sepasang kekasih,
tepat di mana kau dan aku, dulu
Oh, lagi-lagi kau tersenyum
dalam hening kota yang pulas, pada secangkir kopi malam itu
Pekanbaru, Desember 2013
0 Response to "Sajak dan Kenangan"
Post a Comment