Puisi Dhea Putri Rahayu yang Pernah Dimuat Posmetro Prabumulih
Gersang
Ketika mentari bersinar di pagi hari
Di sanalah aku berdiri menatap diri
Kaki melangkah mencari inspirasi
Melihat peluang dan mencari rizki
Ketika lelahku menghampiri
Aku berusaha untuk bertahan sendiri
Tiada kawan, sanak dan Family
Aku hanya manusia malang seorang diri
Siang hari di bawah terik mentari
Ketika hujan pun enggan menhampiri
Lelah badan ini terasa perih dan pedih
Tetapi aku harus berjuang melawan duniawi
Badanku lesuh dan rasa lemah. lungglai
Seakan membuat langgkah ku terhenti
Aku hanya bisa terdiam meratap diri
dan mengharapkan esok ada mentari
2015
Kehilangan
Jauh kupandang
Sejauh aku terbayang
Di sini aku duduk sendiri
Yang penuh harap dan mimpi
Engkau masih ada
Namun, kutersadar bahwa itu semua tak jadi nyata.
Dengar debur ombak
Hati ini selalu ingin berteriak
Kenapa kau terlalu cepat pergi?
Sedangkan dirimu sangat berarti
Dalam hening kuselalu berdoa
Semoga kmu merasa tenang di sana
Kuseakan berada di antara mimpi
dan kenyataan yang sunggu tak ku ingini
Kehilangan seorang sahabat
Saat aku mulai menyadari kenyataan , aku menangis
Seakan dunia tak lagi miliku
Semoga kau tenang di pangkuan-NYA
2015
Cinta Yang Tak Bisa dimiliki
Sekarang mustahil bagiku
Bahkan menyentuh bayanganmu aku tak mampu
Sekarang aku terpuruk dalam jurang sesalku
Dan cinta ini jadi sesak dalam dadaku
Aku tau cinta ini sudah tak laku
Kucoba tuk lupakan
dan kucoba tuk membencimu
Tapi dirimu selalu ada
di pikiranku yang tak menentu
Tapi, biarkan cinta ini aku miliki
Biarkan cinta ini menjadi bebanku
Aku tak peduli!
Meski menghambat jalanku
Aku tau mencintaimu bagaikan mimpi
2015
Terbelengung Dalam Kesendirian
Aku takut terbiasa dengan rasa ini
Membuat hati jadi kebal rasa
Aku takut terbiasa sendiri
Membuat hati jadi mati rasa
Aku hanya ingin kau mengerti
Ini yang kurasa dan tak kuingkari
kuhanya ingin sendiri
Diam, mengunci bibirku dan sendiri
Sendiri dan sepi, aku ingin berlari
Menelusuri mimpi yang tak kunjung menepi
Atau harus kah aku hanya berdiri di sini
Mengeja bait pelangi yang hampir mati
Lelah langkah kaki
Mengikuti alunan syair harmoni
Terbayang jiwa yang teriris sepi
Menyambut raga yang tersipu mati
2015
Harapan dan Realita
Ketika mentari bersinar di pagi hari
Di sanalah aku berdiri menatap diri
Kaki melangkah mencari inspirasi
Melihat peluang dan mencari rizki
Ketika lelahku menghampiri
Aku berusaha untuk bertahan sendiri
Tiada kawan, sanak dan Family
Aku hanya manusia malang seorang diri
Siang hari di bawah terik mentari
Ketika hujan pun enggan menhampiri
Lelah badan ini terasa perih dan pedih
Tetapi aku harus berjuang melawan duniawi
Badanku lesuh dan rasa lemah. lungglai
Seakan membuat langgkah ku terhenti
Aku hanya bisa terdiam meratap diri
dan mengharapkan esok ada mentari
2015
Kehilangan
Jauh kupandang
Sejauh aku terbayang
Di sini aku duduk sendiri
Yang penuh harap dan mimpi
Engkau masih ada
Namun, kutersadar bahwa itu semua tak jadi nyata.
Dengar debur ombak
Hati ini selalu ingin berteriak
Kenapa kau terlalu cepat pergi?
Sedangkan dirimu sangat berarti
Dalam hening kuselalu berdoa
Semoga kmu merasa tenang di sana
Kuseakan berada di antara mimpi
dan kenyataan yang sunggu tak ku ingini
Kehilangan seorang sahabat
Saat aku mulai menyadari kenyataan , aku menangis
Seakan dunia tak lagi miliku
Semoga kau tenang di pangkuan-NYA
2015
Cinta Yang Tak Bisa dimiliki
Sekarang mustahil bagiku
Bahkan menyentuh bayanganmu aku tak mampu
Sekarang aku terpuruk dalam jurang sesalku
Dan cinta ini jadi sesak dalam dadaku
Aku tau cinta ini sudah tak laku
Kucoba tuk lupakan
dan kucoba tuk membencimu
Tapi dirimu selalu ada
di pikiranku yang tak menentu
Tapi, biarkan cinta ini aku miliki
Biarkan cinta ini menjadi bebanku
Aku tak peduli!
Meski menghambat jalanku
Aku tau mencintaimu bagaikan mimpi
2015
Terbelengung Dalam Kesendirian
Aku takut terbiasa dengan rasa ini
Membuat hati jadi kebal rasa
Aku takut terbiasa sendiri
Membuat hati jadi mati rasa
Aku hanya ingin kau mengerti
Ini yang kurasa dan tak kuingkari
kuhanya ingin sendiri
Diam, mengunci bibirku dan sendiri
Sendiri dan sepi, aku ingin berlari
Menelusuri mimpi yang tak kunjung menepi
Atau harus kah aku hanya berdiri di sini
Mengeja bait pelangi yang hampir mati
Lelah langkah kaki
Mengikuti alunan syair harmoni
Terbayang jiwa yang teriris sepi
Menyambut raga yang tersipu mati
2015
Harapan dan Realita
Hamparan hujan dan gemericik suara air
Terasa asing dan tidak pernah kembali
Ketika pemandangan hijau yang dulu rindang dan asri
Sekarang berubah menjadi sadis dan ngeri
Melihat saudaraku yang sulit untuk dapatkan rizki
demi sesuap nasi,
Tanya nestapa dan musibah yang hampiri
Dulu udara segar dan wangi di tiap pagi
Sekarang berubah menjadi gumpalan kabut asap putih
Mataku terasa perih dan pedih ,nafas pun seakan terhenti
Aku rindu waktu dulu kapan terulang kembali
Tuhan berilah negeri ini seperti dulu lagi
Dan jauhkanlah dari tangan manusia
Yang jahat juga keji
Agar aku bisa menatap masa depan
Yang asri, dan bisa melihat saudara kuriang kembali
Mungkinkah harapan itu ada datang kembali,
Kita hanya bisa berusaha dan berdoa
Kepada sang ilahi
2015
Dhea Putri Rahayu. Bergiat di COMPETER Sumatera Selatan. Asli Muara Enim dan sekarang kuliah sembari kerja di Bengkulu
0 Response to "Puisi Dhea Putri Rahayu yang Pernah Dimuat Posmetro Prabumulih"
Post a Comment