Tiga Puisi Muhammad Asqalani eNeSTe di Posmetro Prabu edisi Ahad 20 September 2015
Muhammad Asqalani eNeSTe |
Pesan Mirza
Jika aku mati sayang, matamu akan suyung,
Dikutuk dewi patung dan putra duyung.
Tanganmu akan menjadi dayung-dayung doa yang kadung,
Mengikuti arus limbung dan membuatmu katung.
Hingga lambungmu perih memerah jantung.
Menikam-nikam makamku yang tenggelam,
Dalam muara muram.
Cinta kita memang genangan hayal,
Berhentilah mengumpulkan jabal dari otakmu
Yang majal hingga ke ajal.
Mirza Oholic 2015
Khosteep
: Kekasihku Mirza
Aku tahu dunia telah berubah dan berbuah madu,
saat empedumu pecah dan kita terpisah seperti debu.
Maafkan aku, khosteep, segalanya berakhir seperti permulaan
Yang asing.
Dimana degap langkahmu membawa jauh degup jantungmu.
Tak ada pelukan itu. Tak ada lagi pelukan itu.
Bahkan jalinan doa dibiarkan terburai dan berserak.
Menyampah dan sungguh membuat hati lelah.
Kita berpisah, kita benar-benar terpisah
Untuk kembali kututup bukuku, mataku,
Bahwa aku pernah membaca namamu,
Bahkan dari arah yang paling mungkin
Bagi hayal. Maafkan aku
Mirza Semesta 2015
Soup Mirza
Kami menyeduh dalam diri dalam satu rendaman nisbi,
Kami terangkat seperti hangat dalam pelukan dini hari.
Bibirmu yang menggantung sihir, menyentuh belulang kami yang punter.
Sesaplah, sebelum bismillahpenyap dan kehabisan sedap.
Kami akan bahagia melapangkan kenyangmu,
Melamakan tahan ususmu, melumbungi lambungmu.
Kita berpisah, hanya dalam darah
Yang gagal menemui DNA.
Marpoyan Damai 2015
Muhammad Asqalani eNeSTe. Menulis puisi sejak 2006. Mendirikan Communty Pena Terbang (COMPETER). Belajar dan Mengajar di COMPETER dan COMPETER Palembang. Puisi-puisinya dimuat di: Pikiran Rakyat, Suara Merdeka, Suara NTB, Minggu Pagi, Fajar Makassar, Riau Pos, Batam Pos, Pos Bali, Sastra Sumbar, Padang Ekspres, Medan Bisnis, Waspada, Metro Riau, Haluan Riau, Koran Riau, Koran Madura, Inilah Koran, Dinamika News, Ruang Rekonstruksi, Majalah Sabili, Majalah Frasa, Majalah Noormuslima (Hongkong), Majalah Sagang, Koran Cyber, KOMPAS.com, Kuflet.com, Detak UNSYIAH, AKLaMASI, Bahana Mahasiswa,dll. Terangkum dalam puluhan buku: suhufsuhuf kenangan, dari Sragen Memandang Indonesia, Kutukan Negeri Rantau, Ayat-ayat Selat Sakat, Bendera Putih untuk Tuhan, Sepotong Rindu dalam Sarung, Lentera Sastra II, Festival Bulan Purnama Trowulan Majapahit, Negeri Abal Abal, Negeri Langit, Tifa Nusantara 1 & 2, Munajat Sesayat Doa. Juga termaktub dalam buku dwibahasa (Indonesia - Inggris) seperti: Diverse, Flows Into the Sink Into the Gutter, Indonesian Poems Among the Continent. Buku Puisi Tunggalnya yaitu; Tangisan Kanal Anak Anak Nakal (2012), Sajak Sembilu tentang Teh Ribuan Gelas (2012), ABUSIA (2013), doksologi (2014) dan Anak Luka Susu (2015). Manuskrip Buku Puisinya "Doa Orang Telanjang" (2015)
Jika aku mati sayang, matamu akan suyung,
Dikutuk dewi patung dan putra duyung.
Tanganmu akan menjadi dayung-dayung doa yang kadung,
Mengikuti arus limbung dan membuatmu katung.
Hingga lambungmu perih memerah jantung.
Menikam-nikam makamku yang tenggelam,
Dalam muara muram.
Cinta kita memang genangan hayal,
Berhentilah mengumpulkan jabal dari otakmu
Yang majal hingga ke ajal.
Mirza Oholic 2015
Khosteep
: Kekasihku Mirza
Aku tahu dunia telah berubah dan berbuah madu,
saat empedumu pecah dan kita terpisah seperti debu.
Maafkan aku, khosteep, segalanya berakhir seperti permulaan
Yang asing.
Dimana degap langkahmu membawa jauh degup jantungmu.
Tak ada pelukan itu. Tak ada lagi pelukan itu.
Bahkan jalinan doa dibiarkan terburai dan berserak.
Menyampah dan sungguh membuat hati lelah.
Kita berpisah, kita benar-benar terpisah
Untuk kembali kututup bukuku, mataku,
Bahwa aku pernah membaca namamu,
Bahkan dari arah yang paling mungkin
Bagi hayal. Maafkan aku
Mirza Semesta 2015
Soup Mirza
Kami menyeduh dalam diri dalam satu rendaman nisbi,
Kami terangkat seperti hangat dalam pelukan dini hari.
Bibirmu yang menggantung sihir, menyentuh belulang kami yang punter.
Sesaplah, sebelum bismillahpenyap dan kehabisan sedap.
Kami akan bahagia melapangkan kenyangmu,
Melamakan tahan ususmu, melumbungi lambungmu.
Kita berpisah, hanya dalam darah
Yang gagal menemui DNA.
Marpoyan Damai 2015
Muhammad Asqalani eNeSTe. Menulis puisi sejak 2006. Mendirikan Communty Pena Terbang (COMPETER). Belajar dan Mengajar di COMPETER dan COMPETER Palembang. Puisi-puisinya dimuat di: Pikiran Rakyat, Suara Merdeka, Suara NTB, Minggu Pagi, Fajar Makassar, Riau Pos, Batam Pos, Pos Bali, Sastra Sumbar, Padang Ekspres, Medan Bisnis, Waspada, Metro Riau, Haluan Riau, Koran Riau, Koran Madura, Inilah Koran, Dinamika News, Ruang Rekonstruksi, Majalah Sabili, Majalah Frasa, Majalah Noormuslima (Hongkong), Majalah Sagang, Koran Cyber, KOMPAS.com, Kuflet.com, Detak UNSYIAH, AKLaMASI, Bahana Mahasiswa,dll. Terangkum dalam puluhan buku: suhufsuhuf kenangan, dari Sragen Memandang Indonesia, Kutukan Negeri Rantau, Ayat-ayat Selat Sakat, Bendera Putih untuk Tuhan, Sepotong Rindu dalam Sarung, Lentera Sastra II, Festival Bulan Purnama Trowulan Majapahit, Negeri Abal Abal, Negeri Langit, Tifa Nusantara 1 & 2, Munajat Sesayat Doa. Juga termaktub dalam buku dwibahasa (Indonesia - Inggris) seperti: Diverse, Flows Into the Sink Into the Gutter, Indonesian Poems Among the Continent. Buku Puisi Tunggalnya yaitu; Tangisan Kanal Anak Anak Nakal (2012), Sajak Sembilu tentang Teh Ribuan Gelas (2012), ABUSIA (2013), doksologi (2014) dan Anak Luka Susu (2015). Manuskrip Buku Puisinya "Doa Orang Telanjang" (2015)
0 Response to "Tiga Puisi Muhammad Asqalani eNeSTe di Posmetro Prabu edisi Ahad 20 September 2015"
Post a Comment